Yayasan Griya Jati Rasa Gelar Dialog Pergerakan Mitigasi Perubahan Iklim dan Transformasi Ekonomi Hijau di Hari Ulang Tahun yang Ke 10

Dialog Pergerakan Mitigasi Perubahan Iklim dan Transformasi Ekonomi Hijau

Dalam rangka memperingati ulang tahunnya yang ke 10, Yayasan Griya Jati Rasa menggelar dialog bertajuk “Pergerakan Mitigasi Perubahan Iklim dan Transformasi Ekonomi Hijau”. Acara ini berlangsung pada 27 Maret 2025 di Edge Resort, Purwosari dan dihadiri oleh berbagai kalangan, mulai dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH ) Yogyakarta, akademisi, praktisi lingkungan, hingga perwakilan dari kelompok tani hutan. 

Direktur Yayasan Griya Jati Rasa Farsijana Adeney- Risakotta dalam sambutannya menyampaikan bahwa peringatan ulang tahun ini menjadi momentum untuk memperkuat komitmen dalam menghadapi tantangan perubahan iklim dan mendorong ekonomi hijau berkelanjutan.

“Kami ingin menjadikan momen ini sebagai ajang refleksi sekaligus aksi nyata dalam mendorong kesadaran masyarakat mengenai pentingnya mitigasi perubahan iklim dan bagaimana ekonomi hijau bisa menjadi solusi jangka panjang,” ujar Farsijana. 

Diskusi dan Gagasan untuk Masa Depan, Dialog ini menghadirkan narasumber dari berbagai bidang yang membahas strategi konkret dalam upaya mitigasi perubahan iklim serta bagaimana transformasi menuju ekonomi hijau dapat diimplementasikan di berbagai sektor.

Lebih lanjut Direktur Yayasan Griya Jati Rasa yang juga seorang mantan Dosen Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta menyampaikan bahwa ekonomi hijau bukan hanya sekadar tren, tetapi sebuah kebutuhan.

“Untuk menuju ekonomi hijau memerlukan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Dengan kebijakan yang tepat dan inovasi, kita bisa menciptakan pertumbuhan ekonomi yang tetap berkelanjutan,” paparnya.

Inisiatif yang Mendukung Pergerakan

Selain sesi diskusi, acara ini juga menampilkan berbagai inisiatif yang telah dilakukan Yayasan Griya Jati Rasa dalam mendukung lingkungan berkelanjutan, termasuk program edukasi, pemberdayaan masyarakat, serta pembentukan Kelompok Tani Hutan (KTH) berbasis masyarakat. 

Di akhir acara, Yayasan Griya Jati Rasa melakukan buka bersama dengan Forkompicam Kampewon Purwosari, dan pada malam harinya pentas seni Ketoprak yang dimainkan sanggar seni Budaya Kalurahan Giricahyo dengan lakon Babat Alas Wana Marta.

Yayasan Griya Jati Rasa, menegaskan komitmennya untuk terus berperan aktif dalam isu lingkungan dan ekonomi hijau. Ulang tahun ini menjadi pijakan baru bagi yayasan dalam memperkuat gerakan mitigasi perubahan dan memperluas dampak positifnya bagi masyarakat.

Dengan terselenggaranya dialog ini, diharapkan semakin banyak pihak yang terinspirasi untuk berkontribusi dalam upaya melindungi lingkungan dan mewujudkan transformasi ekonomi hijau di Indonesia.

Leave a Reply